Melanjutkan artikel kemarin yang berjudul Drone Emprit: Seberapa Riuhkah ‘Kicauan’ Seputar Vaksinasi? maka perlu dibahas beberapa aspek perihal sentimen warganet twitter mengenai vaksinasi.
Banyak publik memahami cara warganet merespon isu dapat memantik pengambil kebijakan dalam menentukan bagaimana mereka melakukan intervensi.
With the inexorable growth of social networking in health care, and the rising influence of social media on individual health care, social media is attracting the attention of researchers, clinicians, health-care organizations and policymakers intrigued by its affordability, influence, and virtually universal reach. Policymakers in the health-care context view social media as a valuable tool to increase public’s engagement to devise and implement policies to deliver public services that meet the needs of society
Charalambous A. (2019). Social Media and Health Policy. Asia-Pacific journal of oncology nursing, 6(1), 24–27. doi:10.4103/apjon.apjon_60_18
Social media dewasa ini menjadi sarana yang bernilai untuk pembuat kebijakan. Namun tentu saja ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
Aspek Favorability






Sentimen Vaksinasi-Imunisasi 
Sentimen Rubella 
Sentimen Vaksin 
Sentimen Difteri 
Sentimen Vaksinasi 
Sentimen Campak
Gambar 11. Tren Sentimen Warganet dalam kata kunci (Campak, Difteri, Rubella, Vaksin, Vaksinasi dan Vaksinasi-Imunisasi) di twitter




Jika dilihat dari data tersebut masih dominan bahwa isu Vaksinasi masih dominan dimaknai dengan sentimen negatif. Beragam sentimen ini timbul dikarenakan pendapat yang beragam perihal vaksinasi. Ulasan ini dapat dilihat dalam tulisan sebelumnya di sini https://iaridlo.net/2019/08/26/drone-emprit-seberapa-riuhkah-kicauan-seputar-vaksinasi/
Terimakasih.
