Bukan dengan Pemeringkatan: Penilaian Universitas Riset di Amerika Serikat dengan Analisis Mendalam

Riset terbaru yang terbit di jurnal ISSUES Vol. XLI/2, Winter 2025 oleh Robert A. Brown menegaskan perlunya perhatian serius mengenai masa depan universitas riset di Amerika. Menurutnya, metode pemeringkatan universitas yang umum digunakan saat ini—seperti yang dilakukan oleh US News & World Report—tidak cukup efektif untuk menggambarkan kompleksitas institusi tersebut.

Brown mengkritik metode peringkat universitas yang cenderung subjektif karena bobot indikatornya arbitrer, terlalu berorientasi pada branding institusional yang cenderung mengabaikan substansi akademik, serta kurang mampu mencerminkan kondisi operasional seperti beban biaya penelitian, aksesibilitas bagi mahasiswa, dan tantangan keuangan nyata yang dihadapi institusi secara spesifik.

Perhatian Brown dikhususkan pada kondisi dan tantangan universitas riset di Amerika Serikat. Sekalipun secara kolektif menjadi sumber “kekaguman” dunia, terlihat dari dominasi mereka dalam semua ranking lembaga pemeringkatan yang ada. Tantangan yang tak disadari hadir karena keragaman model universitas riset yang mereka miliki.

Tantangan Apa Saja yang Dihadapi Universitas Riset di Amerika Serikat?

Berbeda dari negara lain yang sistem pendidikannya relatif homogen, perguruan tinggi di AS merupakan gabungan kompleks dari institusi negeri dan swasta, masing-masing dengan misi dan pendekatan keuangan yang berbeda. Institusi negeri bertanggung jawab menyediakan pendidikan dengan biaya kuliah rendah, sementara universitas swasta unggulan (sebut saja Ivy League) mampu mendukung pendidikan melalui dana abadi yang besar. Kondisi ini seringkali menimbulkan kesenjangan dalam sistem pendidikan tinggi dan riset disana.

Tantangan dalam beberapa dekade terakhir, universitas riset di Amerika Serikat telah berkembang pesat, tetapi kini menghadapi tantangan yang lebih signifikan yang menguji kemampuan adaptasi mereka. Salah satu tantangan terbesar adalah penurunan jumlah lulusan sekolah menengah yang diprediksi mencapai puncaknya pada tahun 2025. Akibatnya, universitas akan bersaing ketat untuk merebut mahasiswa baru dari jumlah lulusan yang semakin sedikit. Di sisi lain, kemajuan kecerdasan buatan (AI) yang cepat membawa dampak signifikan tetapi belum sepenuhnya dipahami terhadap metode pengajaran, penelitian, serta operasional universitas.

Selain tantangan-tantangan tersebut, universitas riset juga dihadapkan pada beban finansial yang semakin meningkat dalam kegiatan penelitian. Perguruan tinggi kini diharuskan menanggung sekitar 25% dari total biaya penelitian, beban yang semakin besar seiring menurunnya dukungan dana federal dalam satu dekade terakhir.

Terlebih dengan adanya pemangkasan dana riset dan pembekuan beberapa lembaga besar seperti NIHR, USAID dan lembaga federal lainnya di era Trump. Kondisi ini semakin memperberat universitas yang sudah berada dalam kondisi finansial yang sulit. Apabila pemerintah federal terus mengurangi dukungannya terhadap penelitian, banyak universitas akan menghadapi situasi genting dalam mempertahankan status mereka sebagai institusi riset intensif.

Lalu Apa, Pendekatan Lain yang Ditawarkan?

Brown mengusulkan pendekatan analitis berbasis data melalui Principal Component Analysis (PCA), suatu metode statistik yang digunakan untuk mereduksi kompleksitas data dengan mengubah variabel-variabel yang berkorelasi tinggi menjadi sejumlah komponen utama yang lebih sederhana dan mudah diinterpretasi.

Dalam penelitiannya, Brown menggunakan PCA untuk mengolah data kuantitatif yang mencakup pengeluaran operasional per mahasiswa, tingkat penerimaan, rasio dosen-mahasiswa, tingkat kelulusan, total pengeluaran penelitian, dampak kutipan ilmiah, biaya kuliah, dan skor akademik berdasarkan persepsi rekan sejawat dari 70 universitas papan atas versi US News & World Report 2024, mencakup 32 institusi negeri dan 38 swasta berstatus R1 (kategori dengan pengeluaran penelitian sangat tinggi dan produksi doktoral).

Analisis PCA Brown secara khusus mengidentifikasi dua komponen utama, yakni kombinasi variabel yang paling banyak menjelaskan perbedaan antar universitas, dengan masing-masing menjelaskan 37% dan 25% variansi data universitas, memberikan gambaran yang jelas mengenai pola-pola operasional dan akademik utama antar institusi.

Temuan Pentingnya..

PCA memungkinkan Brown untuk mengidentifikasi variabel yang secara signifikan membentuk perbedaan antar universitas, antara lain biaya operasional per mahasiswa, tingkat penerimaan mahasiswa baru, rasio dosen-mahasiswa, tingkat kelulusan sarjana, total pengeluaran penelitian, dampak kutipan ilmiah, biaya kuliah, serta skor akademik berdasarkan persepsi rekan sejawat.

Analisis ini menunjukkan adanya dua kelompok besar universitas: kelompok universitas negeri yang besar dengan biaya rendah dan jumlah mahasiswa penerima bantuan finansial (Pell Grant) tinggi, serta kelompok universitas swasta elite dengan selektivitas tinggi, rasio dosen-mahasiswa yang rendah, serta tingkat kelulusan tinggi.

Brown menemukan bahwa universitas swasta sendiri dapat dibagi menjadi dua kelompok tambahan: universitas elit dengan dana abadi besar yang mampu menawarkan bantuan keuangan substansial kepada mahasiswanya, dan universitas swasta yang lebih kecil dengan ketergantungan tinggi terhadap pendapatan dari biaya kuliah. Universitas swasta yang tidak memiliki dana abadi besar harus memilih antara menaikkan biaya kuliah atau menambah jumlah mahasiswa untuk bertahan secara finansial.

Analisis ini juga memperlihatkan bahwa pertumbuhan jumlah mahasiswa pascasarjana jauh lebih signifikan di universitas swasta dibanding universitas negeri dalam satu dekade terakhir. Hal ini mengisyaratkan bahwa universitas swasta mengandalkan pendapatan tambahan dari program pascasarjana, meskipun rasio mahasiswa pascasarjana terhadap total mahasiswa lebih tinggi di universitas swasta daripada negeri.

Dalam kondisi seperti ini, Brown menekankan bahwa universitas tanpa dana abadi yang memadai berada dalam kondisi rentan dan akan terus bergantung pada pendapatan dari biaya kuliah yang semakin meningkat, suatu kondisi yang kurang berkelanjutan dalam jangka panjang. Riset ini menegaskan pentingnya perhatian tentang masa depan universitas riset di Amerika Serikat, bukan melalui pemeringkatan, tetapi melalui analisis mendalam terhadap kekuatan, kelemahan, dan tantangan yang dihadapi oleh masing-masing institusi.

Leave a Comment Here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.