Penarikan Vaksin AstraZeneca-Vaxzevria: Dampak Global dan Masa Depan Vaksin COVID-19


Brief Report:

  • AstraZeneca menghentikan produksi vaksin COVID-19 secara global karena adanya vaksin yang lebih baru yang menargetkan varian virus terbaru dan penurunan permintaan untuk vaksin mereka
  • Vaksin yang berganti nama menjadi Vaxzevria ini pada awalnya sangat penting dalam memerangi COVID-19, terutama terhadap versi virus awal, tetapi sekarang ada vaksin untuk varian yang lebih baru, dan risiko dari COVID-19 telah berubah.
  • Terlepas dari keamanan dan efektivitasnya secara keseluruhan, Vaxzevria memiliki efek samping yang jarang terjadi namun serius yang disebut Thrombosis with Thrombocytopenia Syndrome (TTS), yang memengaruhi sekitar 2 hingga 3 dari setiap 100.000 orang yang divaksinasi.

AstraZeneca telah memulai penarikan global vaksin COVID-19, Vaxzevria, karena menurunnya permintaan yang disebabkan oleh ketersediaan vaksin terbaru yang menargetkan varian virus yang lebih baru. Pada tanggal 7 Mei 2024, AstraZeneca secara sukarela menarik otorisasi pemasarannya untuk Vaxzevria di Uni Eropa, menyusul permohonan yang diajukan pada tanggal 5 Maret. Perusahaan juga berencana untuk menarik otorisasi vaksin Vaxzevria di negara lain, termasuk Inggris, dalam beberapa bulan mendatang, karena tidak ada permintaan komersial di masa depan yang dapat diharapkan.

Keputusan ini didorong oleh kondisi surplus vaksin COVID-19 terbaru yang lebih efektif melawan varian varian virus SARS-CoV-2 yang lebih baru. Sebuah laporan dari Science Media Centre menunjukkan bahwa vaksin yang lebih baru, termasuk yang menargetkan varian Omicron dan subgalurnya, lebih efektif melawan strain yang saat ini beredar. Melimpahnya vaksin yang diperbarui ini telah menyebabkan surplus yang signifikan, yang selanjutnya mengurangi permintaan Vaxzevria.

Regulasi baru tentang penggunaan vaksin oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada April 2024 merekomendasikan bahwa vaksin COVID-19 harus menargetkan garis keturunan (lineage) JN.1, yang sekarang menjadi varian dominan, kondisi ini membuat Vaxzevria kurang relevan.

Namun begitu, AstraZeneca menekankan bahwa penarikan ini adalah keputusan komersial yang didorong oleh rendahnya permintaan dan tidak terkait dengan efek samping pembekuan darah yang jarang (thrombosis with thrombocytopenia syndrome). Dalam penggunaannya banyak negara, termasuk Inggris, Jerman, dan Australia, telah berhenti menggunakan Vaxzevria sebelum penarikannya secara global karena ketersediaan vaksin terbaru dari produsen lain.

AstraZeneca: Vaxzevria Punya Kontribusi Signifikan di Fase Awal Pandemi

AstraZeneca menyatakan bahwa Vaxzevria diperkirakaan berhasil menyelamatkan lebih dari 6,5 juta nyawa pada tahun pertama penggunaannya, dengan lebih dari 3 miliar dosis yang dipasok secara global. Pendapat para ahli mengaitkan penarikan ini dengan ketidakmampuan vaksin untuk mengikuti perkembangan virus, karena formulasi yang lebih baru lebih cocok dengan varian yang beredar.

Vaxzevria dari AstraZeneca adalah salah satu vaksin pertama yang diizinkan untuk penggunaan darurat selama puncak pandemi COVID-19. Dikembangkan bekerja sama dengan Universitas Oxford, Vaxzevria dipuji sebagai “kemenangan sains Inggris” dan dengan cepat menjadi landasan bagi upaya vaksinasi global. Namun, lanskapnya telah berubah secara dramatis diakhir pandemi.

Berbeda dengan vaksin mRNA dari Pfizer dan Moderna, yang dapat dengan cepat dimodifikasi untuk menargetkan varian baru, proses memperbarui teknologi vaksin vektor virus AstraZeneca untuk mencakup varian COVID-19 baru adalah upaya yang lebih kompleks dan mahal. Ketertinggalan teknologi ini membuat Vaxzevria kurang kompetitif dalam menghadapi jenis virus yang berkembang dengan cepat. Akibatnya, permintaan vaksin yang dikembangkan untuk melawan jenis “leluhur” virus yang asli mengalami penurunan yang signifikan.

Penurunan permintaan untuk Vaxzevria telah memberikan tekanan komersial yang signifikan pada AstraZeneca.


Dampak pada Upaya Vaksinasi Global

Penarikan Vaxzevria tidak diragukan lagi akan berdampak pada upaya vaksinasi global, terutama di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah yang sangat bergantung pada vaksin yang terjangkau dan mudah disimpan ini. Lebih dari 3 miliar dosis Vaxzevria telah didistribusikan di seluruh dunia, dan penarikannya akan menyebabkan pengurangan pasokan vaksin secara keseluruhan . Hal ini dapat menghambat upaya untuk memvaksinasi populasi, terutama di daerah-daerah di mana akses terhadap vaksin terbaru terbatas.

Meskipun AstraZeneca telah menyatakan bahwa penarikan tersebut tidak terkait dengan masalah keamanan, kekhawatiran sebelumnya atas efek samping pembekuan darah yang jarang terjadi (thrombosis with thrombocytopenia syndrome atau TTS) yang terkait dengan Vaxzevria berpotensi menghidupkan kembali keraguan vaksin di beberapa populasi. Oleh karena itu, penting bagi otoritas kesehatan untuk berkomunikasi secara efektif dengan masyarakat untuk menjaga kepercayaan terhadap program vaksinasi.

Kemudahan penyimpanan dan transportasi Vaxzevria sangat menguntungkan, terutama di daerah terpencil atau daerah dengan sumber daya terbatas.

Negara dan organisasi yang telah merencanakan kampanye vaksinasi mereka di sekitar Vaxzevria mungkin menghadapi tantangan logistik dalam pengadaan dan pendistribusian vaksin alternatif. Kemudahan penyimpanan dan transportasi Vaxzevria sangat menguntungkan, terutama di daerah terpencil atau daerah dengan sumber daya terbatas. Transisi ke vaksin lain mungkin memerlukan penyesuaian yang signifikan terhadap logistik dan infrastruktur rantai dingin yang ada.

Dari perspektif keuangan, penarikan Vaxzevria dapat mengakibatkan beban tambahan bagi negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah yang sebelumnya telah mendapatkan dosis vaksin melalui inisiatif seperti COVAX. Negara-negara ini sekarang mungkin diharuskan untuk mendapatkan vaksin alternatif, yang mungkin lebih mahal, sehingga memperburuk ketidakadilan yang ada dalam akses vaksin global.

mRNA: Masa Depan Vaksin COVID-19

Penarikan Vaxzevria menggambarkan satu kondisi dinamis dari pandemi COVID-19 yang sedang berlangsung saat itu. Sekalipun pandemi sudah dikendalikan secara penuh dengan pencabutan status darurat kesehatan masyarakat pada Mei 2023, kebutuhan akan vaksin di masa depan wajib yang terus diperbarui. Pandemi ini telah menyoroti pentingnya memiliki portofolio teknologi vaksin yang beragam untuk merespons dengan cepat terhadap varian-varian yang muncul. Seiring dengan berkembangnya virus, strategi vaksinasi global juga harus berubah.

Keputusan AstraZeneca mencerminkan tren industri farmasi secara luas. Kapasitas untuk beradaptasi dengan cepat terhadap virus baru akan menjadi faktor penting dalam pengembangan dan penyebaran vaksin di masa depan. Teknologi mRNA telah menunjukkan fleksibilitas dan kecepatan luar biasa dalam merespons varian baru, membuatnya alat utama dalam perang melawan COVID-19 dan potensi pandemi lainnya.

Penarikan Vaxzevria menandai berakhirnya era vaksin yang penting dalam kampanye vaksinasi global. Namun, ini juga membuka peluang untuk merangkul kemajuan teknologi vaksin dan fokus pada penggunaan formulasi terbaru yang menawarkan perlindungan yang lebih tepat sasaran terhadap virus yang terus berkembang.

Dengan berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan, memastikan pemerataan vaksin global, serta membangun kepercayaan publik terhadap ilmu pengetahuan, kita dapat mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh pandemi COVID-19 dan bekerja menuju masa depan di mana penyakit ini dapat dikendalikan secara efektif.

Referensi:

  1. Reuters. (2024). AstraZeneca to withdraw COVID-19 vaccine worldwide, citing surplus of newer vaccines. Retrieved from https://www.reuters.com/business/healthcare-pharmaceuticals/astrazeneca-withdraw-covid-vaccine-worldwide-telegraph-reports-2024-05-07/
  2. Science Media Centre. (2024). Expert reaction to AstraZeneca’s decision to withdraw its COVID-19 vaccine. Retrieved from https://www.sciencemediacentre.org/expert-reaction-to-astrazeneca-withdrawing-its-covid-19-vaccine/
  3. The Guardian. (2024). AstraZeneca withdraws COVID-19 vaccine worldwide, citing surplus of newer vaccines. Retrieved from https://www.theguardian.com/business/article/2024/may/08/astrazeneca-withdraws-covid-19-vaccine-worldwide-citing-surplus-of-newer-vaccines
  4. Independent. (2024). AstraZeneca to withdraw COVID vaccine, citing low demand. Retrieved from https://www.independent.co.uk/news/science/astrazeneca-covid-vaccine-withdraw-blood-clots-b2541291.html
  5. Deutsche Welle. (2024). AstraZeneca withdraws COVID-19 vaccine, citing low demand. Retrieved from https://www.dw.com/en/astrazeneca-withdraws-covid-19-vaccine-citing-low-demand/a-69024187

Leave a Comment Here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.