Kabar Baik: Sorbonne University Tinggalkan THE Rankings

Pada September 2025, Universitas Sorbonne mengumumkan keputusan penting, mulai 2026, universitas tersebut tidak lagi mengirimkan data ke Times Higher Education (THE) World University Rankings. Langkah ini ditempuh bukan semata reaksi instan, melainkan bagian dari strategi jangka panjang untuk mereformasi penilaian riset dan mempromosikan keterbukaan dalam sains. Dalam rilis resminya, Sorbonne menegaskan bahwa sistem pemeringkatan global, seperti THE, mengandalkan data dan indikator yang tidak sepenuhnya transparan. … Continue reading Kabar Baik: Sorbonne University Tinggalkan THE Rankings

Memahami “Ilusi” Dampak Riset

Dalam dunia akademik kontemporer, “dampak riset” telah menjadi kata kunci yang tidak bisa diabaikan. Lembaga pendanaan menuntutnya. Universitas mengangkatnya sebagai indikator kinerja. Peneliti menyisipkannya ke dalam proposal, laporan, dan strategi diseminasi. Tetapi di balik maraknya narasi dampak, terdapat ketegangan mendasar antara nilai ilmiah, tuntutan publik, dan manajemen berbasis hasil. Apakah dampak riset benar-benar tentang kontribusi terhadap masyarakat, atau telah menjadi mitos baru dalam birokrasi ilmu … Continue reading Memahami “Ilusi” Dampak Riset

Praktik Tercela: Memanipulasi Sitasi Google Scholar

Google Scholar (GS) telah lama menjadi indikator cepat untuk menilai reputasi ilmiah. Gratis, mudah diakses, dan mencakup berbagai dokumen, platform ini jauh lebih populer daripada basis data komersial seperti Scopus atau Web of Science yang lebih komersial dalam pemanfaatannya. Sekalipun didirikan oleh perusahaan raksasa teknologi Google, pada kondisi ini GS dapat dimanfaatkan sebagai alat yang mudah, murah dan punya akses pemanfaatan data secara terbuka. GS … Continue reading Praktik Tercela: Memanipulasi Sitasi Google Scholar

Royal Society Akan Membuka Akses Jurnal Ilmiahnya Mulai Tahun Depan

Akademi Ilmu Pengetahuan Inggris mengadopsi model ‘berlangganan untuk akses terbuka’, dengan perpustakaan diminta untuk mendukung transisi tersebut. Seperti yang diberitakan Miryam Naddaf di Nature, 6 Agustus kemarin, mulai tahu depan, Royal Society (lembaga sains tertua di Inggris) akan mencoba cara baru untuk membuat jurnal ilmiahnya gratis dibaca (read) dan dipublikasikan (publish). Cara ini disebut dengan model Subscribe to Open (S2O). Prinsipnya sederhana, jika cukup banyak … Continue reading Royal Society Akan Membuka Akses Jurnal Ilmiahnya Mulai Tahun Depan