Global Science Kaleidoscope 2025: More Than Individual Scandals, This Is a Structural Crisis

The year 2025 marks a significant point in the global timeline of research integrity. Rather than being triggered by a single spectacular scandal, discussions of scientific misconduct throughout the year were shaped by an accumulation of prominent cases, large-scale article retractions, and a growing awareness that the problem is systemic. Thus, 2025 should be read as the year when scientific deviation can no longer be … Continue reading Global Science Kaleidoscope 2025: More Than Individual Scandals, This Is a Structural Crisis

Sticky post

Kaleidoskop Sains Global 2025: Lebih Sekedar Skandal Individual, Ini Krisis Struktural

Tahun 2025 menandai catatan penting dalam linimasa integritas ilmiah secara global. Beragam kasus yang muncul sepanjang tahun, alih-alih dipicu oleh satu skandal tunggal yang spektakuler, diskursus pelanggaran ilmiah (scientific misconduct) terbentuk melalui akumulasi kasus menonjol, penarikan artikel ilmiah berskala besar, dan semakin kuatnya kesadaran bahwa masalahnya bersifat sistemik. Tahun 2025 layak kami baca sebagai tahun ketika penyimpangan ilmiah harus berhenti dipahami sebagai deviasi moral individu … Continue reading Kaleidoskop Sains Global 2025: Lebih Sekedar Skandal Individual, Ini Krisis Struktural

Krisis Data Ilmiah: Pemangkasan NIH dan Akses Pengetahuan Global

Pada awal 2025, komunitas ilmiah internasional terkejut. Proposal pemerintahan Donald Trump mengusulkan pemangkasan hampir 40 persen anggaran National Institutes of Health (NIH). Lembaga ini selama lebih dari setengah abad telah menjadi pusat penelitian biomedis dunia. Ia juga berperan sebagai pengelola berbagai basis data publik yang menopang sistem pengetahuan global. Di atas kertas, pemotongan tersebut tampak seperti langkah efisiensi fiskal. Namun di balik angka anggaran itu … Continue reading Krisis Data Ilmiah: Pemangkasan NIH dan Akses Pengetahuan Global

Ketimpangan Gender, Bahasa dan Ekonomi dalam Publikasi Ilmiah

Sebuah survei global terhadap 908 ilmuwan lingkungan dari delapan negara menunjukkan bahwa produktivitas ilmiah tidak hanya ditentukan oleh kapasitas intelektual, melainkan juga oleh identitas sosial. Perempuan menerbitkan hingga 45% lebih sedikit artikel berbahasa Inggris dibanding laki-laki. Bagi perempuan yang juga penutur non-native English dari negara berpendapatan rendah, produktivitas anjlok hingga 70% dibanding laki-laki dari negara kaya yang berbahasa Inggris sebagai bahasa ibu. Temuan ini menegaskan … Continue reading Ketimpangan Gender, Bahasa dan Ekonomi dalam Publikasi Ilmiah